Senin, 08 Juni 2015

Tulisan ZAIDA

"Luka Ku Abadi"


Tetesan kesedihan itu selalu kau urai
Yaa kau tampakkan
Entah apa tujuannya
Kau ingin aku kembali?

Maap. Tidak ...
Aku tidak akan kembali
Hati ku tidak akan luluh hanya dengan kesedihan itu

Aku tidak akan kembali
Aku tidak akan mampu
Harus kembali ke kegelapan itu
Aku hanya ingin menggapai cahaya putih itu

Jangan egois sayang
Semua cara mu
Hanya membuat ku muak sayang
Aku sudah lelah dengan semua sandiwara

Tulisan ZAIDA


"Kau Kembali Sayanng!"


Aku kembali melihat senyum mu
Kebahagiaan yang kembali nampak
Kau nampak seperti anak anak
Baru lahir dan menemui dunia

Kau polos sayang
Kau tanpa dosa
Kau penuh dengan kasih sayang nya
Kau penuh dengan cinta nya

Aku akan terus melangkah
Meninggalkan mu di ujung jalan sana
Aku tak bisa terus bersamamu
Aku tak bisa terus menggandeng mu sayang

Kau akan cepat dewasa sayang
Kau bisa menemukan yang terbaik untuk mu
Karena TUHAN selalu bersamamu SAYANG

Tulisan ZAIDA

"Kuliah?"


Kuliah?
Apa sih Kuliah?
Apakah Cuma ajang buat menampilkan pakaian yang paling terbaru?
Apakah Cuma untuk mendapatkan IP?
Apakah Cuma hanya mendapatkan gelar?

Kawan – kawan resapilah
Kita ini mahasiswa
Kita berjuang untuk membela masyarakat
Bukan untuk terhasut dalam
Iming – iming uang yang dijanjikan
Oleh mereka para penguasa

Sadarilah kawan
Resapilah kawan
Kita ini penerus banngsa
Ditangan kita kemajuan negara ini

Ayoo lah kawan
Jangan racuni pikiran kita
Hanya karena uang dari mereka
Yang laknat

Tulisan ZAIDA

"Tempat Abadi"
  

Dunia ini hanya sementara
Hanya jembatan penyebrangan
Kita akan menemui tempat yang abadi disana
Tempat yang paling indah
Di sisi Tuhan yang Maha Esa

Aku bukan orang yang lepas dari kesalahan
Aku bukan orang yang selelu benar
Aku terkadang goyah
Aku terkadang rapuh
Dan aku akan terhempas
Ketika angin bertiup kencang

Desir pantai yang terus bebrbunyi
Ombak yang tak pernah lepas
Kadang membawa kabar bahagia
Kadang membawa rasa yang penuh dengan luka

Tulisan ZAIDA

"Haram? yaa Haram"



Barang Haram
Yaa barang haram itu
Ia merusak penerus bangsa ini

Tidak .. tidak bukan salah dia
Tapi mereka
Kenapa mau mencobanya
Kau tak mengerti tentang mereka

Kau tak tau siapa mereka
Kau hanya lihat dari luar saja
Kau buka Tuhan

Barang haram itu memang merusak mereka
Bahkan membuat mereka mati
Tapi tahukah engkau
Dihatinya masih ada Tuhan

Yaa lebih baik mereka
Mereka yang berpakaian iblis
Tapi ada Tuhan dihatinya
Dari pada mereka yang berpakaian seperti malaikat
Tapi Busuk Hatinya

Tulisan ZAIDA

"Diri yang berlumur Kebusukan"



Tuhan
Terimakasih untuk setiap nafas di hidupku
Terimakasih untuk setiap langkah yang ku jalani
Terimakasih untuk kematian yang dating

Tuhan
Aku hanya bias berjalan
Aku hanya bisa melihat
Aku hanya bisa mendengar
Dan aku hanya bisa berucap

Aku tak punya hak
Aku hanya punya kewajiban
Yang tidak bisa aku tunaikan
Apa yang harus aku lakukan Tuhan

Ampunan dari Mu
Yang selalu ku harapkan
Bagi diriku yang berlumur kebusukan

Tulisan ZAIDA

"Terus Berjalan Sayang"



Sudah ku bilang
Jangan pernah kembali
Dan jangan pernah berfikir untuk kembali
Kau yang putuskan semuanya, sayang

Aku memang salah
Yang memainkan semua rasa
Tapi, mengerti kah engkau
Aku tak bias seperti ini

Aku bukan wayang
Dan engkau bukan dalang dihidupku
Kau tak mengerti saying
Kau terlalu takut

Maap kan aku
Terselip harapan dalam setiap do’a ku
Kau bisa berjalan
Kau bisa melangkah tanpa aku
Terus lah berjalan terus
Masa depan engkau ada disana
Bukan disini

Tulisan ZAIDA

"Mengertilah Sayang"



Munafiq jika aku tak ingin cinta
Tak ingin mengenalnya
Tak ingin menyentuhnya
Dan tak ingin merasakannya

Tapi kau tau
Aku baru saja terluka olehnya
Luka – luka itu belum sembuh betul
Dan sekarang kau datang

Kau ucapkan hal yang sama dengan mereka
Dan kau lakukan hal yang sama
Kau tinggalkan aku dalam keheningan malam
Saat aku masih tak mampu menerima

Kenapa? Kenapa kau tinggalkan?
Bukan aku, kau yang membuat semua ini.
Aku? Aku tidak tahu apa – apa.
Salah kau yang memilih pilihan itu

Tak bisa kah kau buang keegoisan mu
Hanya untuk aku. Hanya aku
Inilah aku, terserah kau mau menerima atau tidak.